Rabu, 17 Desember 2008

CHILDREN WITH SPECIAL NEED'S

SENSORI INTEGRASI

Sejarah sensori Integrasi dan Okupasi Terapi (OT) Istilah Sensori Integrasi (SI) diterbitkan kepada publik pertama kali tahun 1966 oleh Jean Ayres Phd OTR tentang intervensi metode SI dan peran OT dalam metode tersebut.
Eleanor Clark Slagle merupakan salah satu pioneer dalam pengembangan ilmu OT, bersama dengan Adolf Meyer, William Rush Dutton mereka mengembangkan istilah occupation yang memiliki andil besar dalam kehidupan manusia saat ini.
Okupasi Terapi merupakan disiplin ilmu kesehatan bukan disiplin medis, karena menitik beratkan pada efek dari permasalahan kesehatan yang dihadapi terhadap aktifitas keseharian yang merupakan fenomena yang unik dan bukan merupakan fenomena medis.
Diabad ke-17 seorang filsuf dan ilmuwan prancis "Rene Docrates" meyakini bahwa pikiran (mind) dan tubuh harus dilihat secara terpisah. Dahulu penanganan terhadap manusia dilakukan seperti mesin, yang dapat dipisahkan lagi dipasang kembali jika struktur dan fungsinya secara ilmiah dapat dipahami.
Occupation didefinisikan sebagai aktifitas yang familiar dan dilakukan manusia secara rutin. Yang diklasifikasikan dalam beberapa bagian ; bekerja/produktifitas, bermain, leisure (aktifitas waktu luang) dan self care (mempertahankan keberadaan dirinya dalam lingkungan sosial).
Okupasi terapi memandang manusia sebagai sosok yang kompleks dan dinamik. Permasalahan kesehatan akan mempengaruhi kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam hubungannya dengan lingkungan.
Ayres mengembangkan teori SI untuk menjelaskan masalah penginterpretasian sensasi dari tubuh dan lingkungan serta kesulitan pada aktifitas akademik dan motor learning dalam memenuhi tuntutan lingkungan yang mempengaruhi manusia untuk melakukan occupation.
SENSORI INTEGRASI
Setiap detik, menit dan jam tak terhitung berapa banyak informasi sensori yang masuk kedalam tubuh manusia. Tidak hanya dari telinga dan mata, tapi dari seluruh bagian tubuh. Sensori tersebut memberikan informasi tentang kondisi fisik tubuh dan lingkungan di sekitar.
Otak berperan sebagai polisi lalu lintas yang mengatur jalur informasi yang masuk dan mengaturnya dengan cara yang tepat. Otak juga menggunakan informasi tersebut untuk menentukan respon terhadap perubahan lingkungan.
Saat seorang anak duduk diatas ayunan, ia akan tahu keberadaan posisi tubuhnya saat duduk, jika terlalu maju kedepan ia akan berhenti sebentar untuk membetulkan posisi duduknya. Jika ayunan bergerak terlalu cepat ia akan mengurangi kecepatan ayunannya dan jika dirasa kurang ia akan menggunakan kakinya untuk mengayunkan badannya dibantu dengan kemampuan dirinya menjaga postur tubuh terhadap perubahan kecepatan tersebut.
Dalam hal ini informasi sensori sebagai "makanan bagi otak" yang menyediakan energi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengarahkan tubuh (body)dan pikiran (mind). Tanpa kemampuan prosesing yang cukup untuk mengorganize sensori semua hal tersebut tidak dapat dicerna sebagai makanan bagi otak.
Saat sedang mengupas suatu buah dengan jari, mata merasakan sedikit perih saat kulitnya terbuka dan hidung mencium aroma yang khas dan kulit dan persendian tangan merasakan sesuatu yang empuk-berair dari dalam buah itu, dan saat mulut memakannya ada rasa manis-manis asam. Bagaimana anda dapat mengetahui jika buah tersebut adalah jeruk? Dan apa yang membuat jari dan 10 tangan bekerja bersamaan?. Semua informasi sensori dari jeruk dan sensasi yang tubuh rasakan semuanya terpadu (terintegrasi) dalam satu tempat di otak. Dengan pengintegrasian ini memungkinkan otak untuk mendefinisikan buah tersebut adalah jeruk.
Sensori integrasi termulai saat janin berada dalam kandungan, yang merasakan gerakan sang ibu dan pada saatnya ia akan bergerak didalam janin. Pada seorang bayi jika mendapat sentuhan di area sekitar bibir dan mulut ia akan menggerakan kepalanya kearah sumber sentuhan yang akhirnya ia menyusu pada sang ibu, saat ia menangis suara merdu sang ibu serta ayunan ringan saat dalam pelukan membuatnya dapat tenang kembali. Apa yang menyebabkan proses tersebut terjadi?
Respon terhadap perubahan (respon adaptif) lingkungan memiliki tujuan dan terarah terhadap pengalaman sensori yang terjadi. Masa kanak-kanak adalah masa untuk bermain dan belajar, keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Dengan itu akan tertantang untuk mengeksplorasi
lingkungan dan menguasai kemampuan tertentu yang didapatnya dari lingkungan. Pada saat yang sama juga otak terus berkembang dan mengatur dirinya.
Saat kebutuhan akan pengintegrasian sensori berjalan sejajar dengan tuntutan lingkungan. Seorang anak dapat merespon secara efisien, kreatif dan memuaskan pada saat-saat menyenangkan dalam bermain. Kata "menyenangkan" adalah kata kunci dalam sensori integrasi, yang memiliki andil besar saat bermain.
Manusia cenderung menikmati sesuatu hal yang menciptakan perkembangan pada otak. Sesuatu yang natural jika sang anak mencari informasi sensori yang membantu otak untuk berkembang. Merupakan suatu alasan mengapa anak senang diangkat keatas, berayun, dipeluk, memanjat, berlari, melompat. Mereka bergerak karena merupakan kebutuhan akan makanan bagi otaknya.
MASALAH SENSORI INTEGRASI
Arti kata "masalah" dapat diartikan juga kurang berfungsi. Yang artinya otak memiliki kesulitan untuk melakukan fungsinya secara efisien sebagai mestinya. Kata "sensori" berarti terjadi inefisiensi kemampuan otak dalam memproses informasi dari sistem sensori. Yang menyebabkan kesulitan bagi sang individu untuk mengetahui keberadaan dirinya dan hubungannya dengan lingkungan.
Seperti kota yang memiliki sarana dan prasarana fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Jika salah satu bagian memiliki masalah akan mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Saat terjadi fenomena alam gempa bumi semua fasilitas yang menunjang kelangsungan hidup masyarakat dan merusak tatanan yang selama ini dibangun.
Dengan permasalahan SI, anak mengalami kesulitan untuk menguasai kemampuan tertentu, yang mnghambatnya untuk bereksplorasi, kreatif dan mengorganize dirinya saat berada di lingkungan.
Prilaku defensive membuat anak merasa sangat berhati-hati untuk menerima informasi sensori. Dunia seakan menakutkan, karena kesulitan untuk dapat memproses semua sensori yang diterima tubuhnya. Mekanisme protektif lebih dominan dibandingkan mekanisme diskriminatif.
Suatu hal yang lumrah jika tubuh bereaksi terhadap sesuatu pengalaman sensori yang asing atau dianggap membahayakan bagi dirinya (mekanisme protektif). Saat sedang menyetir mobil dimalam hari akan menjadi saat-saat yang menegangkan jika seseorang menggedor-gedor kaca pintu. Rasa takut dan kebingungan membuat panik dan bingung harus berbuat apa. Selang beberapa lama perlahan tubuh mulai mampu bereaksi untuk mengenali sosok orang yang menggedor kaca tersebut dan perlahan mengenali suaranya (mekanisme diskriminatif). Ternyata adalah suami/istri anda yang mengatakan dompet anda tertinggal di meja makan.
Seiring dengan proses perkembangan kedua mekanisme tersebut berjalan secara selaras. memudahkan tubuh untuk merespon dan otak untuk mengatur jalannya pemrosesan sensori, sehingga anak dapat terus belajar dan mengembangkan dirinya.
Prilaku mencari stimulasi sensori tertentu membuat anak kesulitan untuk melakukan proses belajar karena kesibukannya mendapatkan informasi sensori sebagai "makanan otak" namun tidak seimbang porsinya.
Okupasi Terapi dengan melakukan metode Sensori Integrasi membantu untuk menjelaskan permasalahan untuk melakukan aktifitas yang berhubungan dengan permasalahan sensori yang dimunculkan dengan melihat juga aset dan limitasi yang dimiliki. Sehingga terformulasikan strategi penanganan yang sesuai dengan keunikan anak sebagai suatu individu.



CHILDREN WITH SPECIAL NEED'S

Seiring berjalannya waktu sang anak akan tetap belajar hingga akan tiba satu saat pelajaran yang ia dapat dilakukan pada lingkungan tanpa perlu bergantung pada orang lain. sudah pasti hambatan akan merintanginya untuk tetap belajar, dan semua bergantung pada sang anak apakah akan memundurkan langkah untuk belajar, atau berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya. Jika tubuh ini diibaratkan mesin yang terus bekerja seharian penuh, akan ada pula saat perputarannya melambat sehingga tidak dapat bekerja maksimal. tapi manusia memiliki keunikan tersendiri untuk mengatur strategi menanganinya. seperti halnya saat baru terbangun dari tidur ada yang membutuhkan segelas kopi untuk membuatnya segar untuk siap bekerja, ada pula yang membutuhkan waktu untuk mandi dengan air hangat atau dingin, berolah raga di pagi hari, mendengarkan musik atau menonton televisi dan lainnya. ada sangat banyak cara untuk membangkitkan mesin tubuh ini untuk dapat bekerja maksimal.

Dari sudut pandang okupasi terapi, saat tubuh baru terbangun dari tidur tingkat kesadaran (alertness) berada pada level yang rendah yang membuat tubuh belum siap melakukan aktifitas dikarenakan belum mampu mencapai, mempertahankan dan mengubah tingkat kesadaran (self regulation) secara optimal. dalam menjalani rutinitas seharian tidak setiap saat tubuh siap untuk melakukan semua kesibukan tersebut. ada kalanya seakan mesin yang ada didalam tubuh ini berjalan secara lambat, yang membuat seakan berat melakukan sesuatu, sehingga sesuatu dorongan untuk dapat bangkit dan bekerja secara normal. ada juga saat dimana mesin bekerja terlalu cepat sehingga membuat perhatian dan konsentrasi menjadi terpecah sehingga apa yang dilakukan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

ex. 1 : pada anak dengan tingkat arousal yang rendah, untuk bangun dari tidur dan siap melakukan aktifitas merupakan hal yang sulit. mungkin ia tidak akan tidur lagi namun mesin tubuhnya berada pada level yang rendah sehingga sulit untuk bangun. setelah mandi dan makan pagi system saraf di tubuh telah mencapai level optimal dan siap untuk melakukan aktifitas. pada tengah hari saat berada dalam sesi belajar mesin tubuhnya kembali berada pada level yang rendah, yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitasnya untuk menyerap materi. kondisi tersebut membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas fisik non fisik dalam keseharian.
ex. 2 : pada anak dengan tingkat arousal yang tinggi (high alert), mesin tubuhnya berjalan dengan cepat dalam kesehariannya. bergerak merupakan suatu kebutuhan yang terkesan hiperaktif. membuatnya sulit untuk fokus melakukan aktifitas, di malam hari tidur menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. karena mesin tubuh yang berjalan cepat membuatnya sulit melakukan transisi ke level rendah untuk dapat tidur.

sekelumit masalah mengenai tingkat arousal dan kemampuan untuk melakukan self regulation diangkat pertama kali pada aota (american occupational therapist association) newsletter dan symposium sensory integration international di tahun 1992. yang akhirnya diterbitkan buku yang dibuat oleh marry sue williams otr/l dan sherry shellenberger otr/l beserta ot lainnya seperti patti otter, pat wilbarger, eileen richter dan lainnya sebagai kontributor yang berjudul "how does your engine run", the alert program for self regulation.

alert program (ap) adalah metode yang membantu anak memahami serta mengatur tingkat kesadaran (alertness atau arousal) dan meningkatkan kemampuan strategi sensori-motor untuk menghadapi hambatan yang dihadapi saat melakukan aktifitas kesehariannya.

untuk memahami teori alert program secara menyeluruh dikembangkan "eight key concept" yang berisi :
1. definisi dan peranan okupasi terapi pada pelaksanaan ap pada klien
2. sensori integrasi yang merupakan dasar pemikiran dari pengembangan ap
3. teori mengenai arousal dan pengaruhnya pada sang anak
4. tingkatan level arousal dan pengaruhnya pada kerja mesin tubuh
5. respon protektif pada susunan saraf pusat yang berhubungan dengan tingkatan level arousal, sensory defensiveness dan prilaku yang muncul saat sebelum dan sedulah melakukan ap
6. inhibisi yang dilakukan serta hubungannya dengan input proprioseptif saat menerapkan strategi sensori-motor di ap
7. strategi sensori-motor yang dilakukan dan terdapat checklist yang membantu orang tua, guru dan profesi lain dalam memahami kebutuhan sang anak, murid dan kliennya.
8. detective work yang dilakukan untuk mengetahui akar permasalahan yang dihadapi sang anak untuk mempermudah melakukan ap.

"bermain adalah pekerjaan yang dilakukan anak-anak. melalui itu sang anak belajar tentang dirinya dan dunia sekitarnya." (sensory integration international, 1991). melalui hal tersebut, okupasi terapi memberikan aktifitas pada setiap sesi terapi secara relevan. sang anak akan memiliki dorongan dari diri (inner drive) untuk bergerak, bereksplorasi dan belajar melalui pengalaman yang menyenangkan. yang secara logis saat pembelajaran yang paling baik adalah saat individu mendapat pengalaman yang menyenangkan, memuaskan dan aman. sesi terapi diterima anak sebagai sesuatu yang memberikan memotivasi dan dilakukan dengan bermain adalah sangat penting pada pencapaian proses dan tujuan terapuetik.

tujuan a. jean ayres, phd, otr. faota saat meneliti sensori integrasi adalah mengembangkan teori yang menjelaskan hubungan antara prilaku sensor-motor, fungsi saraf dan kemampuan pre akademik (fisher, murray, bundy, 1991). otak harus mampu mengatur semua sensasi agar seseorang dapat bergerak, belajar dan berprilaku secara normal.

sensori integrasi dapat dianalogikan seperti komputer yang untuk menulis suatu surat, informasi diketik melalui keyboard (input) yang kemudian diproses pada komputer yang terhubung dengan printer (output) untuk mencetak hasil ketikan tersebut. jika terjadi masalah pada susunan kata yang terketik, salah satu kemungkinan masalah terjadi saat mengetik susunan kata (input). dan jika tidak, kemungkinan yang lain dapat disebabkan adanya masalah pada internal proses di komputer.


kemampuan untuk mencapai, mempertahankan dan mengubah tingkat arousal (self regulation) adalah bagian dari proses perkembangan yang melibatkan komponen penting pada system saraf pusat (ans, rf dan sistem limbic). yang pada intinya system saraf akan bertanya dan harus mampu menjawab pertanyaan "apa yang harus dilakukan untuk memaksimalkan level arousal dan bagaimana caranya?." pada bayi yang baru lahir komponen tersebut berperan dominan pada kemampuan self regulation.

saat sang bayi semakin tumbuh dan berkembang, kemampuan mengatur level arousal semakin berkembang. ex. saat tidur untuk dapat mengontrol arousal sang bayi memasukan ibu jarinya ke mulut, atau pada usia yang lebih besar saat duduk dikursi belajar sang anak memilinkan rambutnya lalu menggigitnya (terkadang juga terlihat pada orang dewasa) untuk dapat fokus belajar.

tubuh memiliki respon protektif yang terjadi secara otomatis pada input sensori tertentu. saat input diterima otak memberikan sinyal bahwa hal tersebut berbahaya dan perlu dihindari (sensory defensiveness). jika hal tersebut terjadi akan terlihat perubahan yang cukup drastis pada level arousal dan prilaku yang dimunculkan. respon yang timbul disebut flight-fright-fight reaction. pada anak yang merespon flight ia akan menjauh atau berlari menghindarinya, fright reaction dapat menyebabkan anak terdiam tak bisa bergerak bahkan mungkin pipis dicelana, pada fight reaction anak akan berusaha sekuat tenaga untuk menolak seperti memukul dan menendang orang lain atau mungkin dirinya sendiri.

inhibisi atau hambatan dilakukan untuk membantu otak melakukan self regulation terutama pada saat-saat fluktuasi level arousal yang tinggi. input proprioseptif merupakan salah satu input yang direkomendasikan ap saat hal tersebut terjadi. input ini dapat digunakan saat mesin tubuh berjalan sangat cepat ataupun sangat lambat, yang memberikan efek menenangkan atau meningkatkan (calming or alertning). tidak seperti input sensori lainnya (vestibular dan taktil) proprioseptif sangat jarang menyebabkan overload yang mungkin jika overload terjadi akan menambah masalah jika tidak dilakukan dengan sesuai. mencari dan menentukan strategi sensori-motor membantu terapis, guru dan orang tua agar sang anak mampu mencapai dan mempertahankan arousal pada berbagai situasi. mengamati, memahami dan menghargai kebutuhan sensori-motor dari tiap anak merupakan kunci utama. ada aktifitas yang
dapat meningkatkan atau menurunkan tingkatan level arosal atau alertness. dalam hal ini input sensori-motor memegang peranan penting yang dibagi menjadi 5 bagian :

1. memasukan sesuatu ke mulut (input oral motor)
2. bergerak (input vestibular-proprioseptif)
3. sentuhan (input taktil)
4. melihat (input visual)
5. mendengar (input auditory.

amati berapa banyak input yang dibutuhkan, seberapa sering dan berapa lama hal tersebut dilakukan. hal tersebut membantu untuk menentukan strategi sensori-motor pada tiap-tiap individu.

ap memberikan kerangka berpikir yang dapat berguna untuk mengamati dan memahami tujuan prilaku sensori-motor yang dilakukan sang anak. melalui detective work, terapis, guru dan orang tua dapat membantu sang anak menemukan solusi dan strategi yang lebih toleran saat menghadapi situasi dan konsisi yang kritis bagi perkembangan sang anak.

CHILDREN WITH SPECIAL NEED'S

Seiring berjalannya waktu sang anak akan tetap belajar hingga akan tiba satu saat pelajaran yang ia dapat dilakukan pada lingkungan tanpa perlu bergantung pada orang lain. sudah pasti hambatan akan merintanginya untuk tetap belajar, dan semua bergantung pada sang anak apakah akan memundurkan langkah untuk belajar, atau berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya. Jika tubuh ini diibaratkan mesin yang terus bekerja seharian penuh, akan ada pula saat perputarannya melambat sehingga tidak dapat bekerja maksimal. tapi manusia memiliki keunikan tersendiri untuk mengatur strategi menanganinya. seperti halnya saat baru terbangun dari tidur ada yang membutuhkan segelas kopi untuk membuatnya segar untuk siap bekerja, ada pula yang membutuhkan waktu untuk mandi dengan air hangat atau dingin, berolah raga di pagi hari, mendengarkan musik atau menonton televisi dan lainnya. ada sangat banyak cara untuk membangkitkan mesin tubuh ini untuk dapat bekerja maksimal.

Dari sudut pandang okupasi terapi, saat tubuh baru terbangun dari tidur tingkat kesadaran (alertness) berada pada level yang rendah yang membuat tubuh belum siap melakukan aktifitas dikarenakan belum mampu mencapai, mempertahankan dan mengubah tingkat kesadaran (self regulation) secara optimal. dalam menjalani rutinitas seharian tidak setiap saat tubuh siap untuk melakukan semua kesibukan tersebut. ada kalanya seakan mesin yang ada didalam tubuh ini berjalan secara lambat, yang membuat seakan berat melakukan sesuatu, sehingga sesuatu dorongan untuk dapat bangkit dan bekerja secara normal. ada juga saat dimana mesin bekerja terlalu cepat sehingga membuat perhatian dan konsentrasi menjadi terpecah sehingga apa yang dilakukan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

ex. 1 : pada anak dengan tingkat arousal yang rendah, untuk bangun dari tidur dan siap melakukan aktifitas merupakan hal yang sulit. mungkin ia tidak akan tidur lagi namun mesin tubuhnya berada pada level yang rendah sehingga sulit untuk bangun. setelah mandi dan makan pagi system saraf di tubuh telah mencapai level optimal dan siap untuk melakukan aktifitas. pada tengah hari saat berada dalam sesi belajar mesin tubuhnya kembali berada pada level yang rendah, yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitasnya untuk menyerap materi. kondisi tersebut membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas fisik non fisik dalam keseharian.
ex. 2 : pada anak dengan tingkat arousal yang tinggi (high alert), mesin tubuhnya berjalan dengan cepat dalam kesehariannya. bergerak merupakan suatu kebutuhan yang terkesan hiperaktif. membuatnya sulit untuk fokus melakukan aktifitas, di malam hari tidur menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. karena mesin tubuh yang berjalan cepat membuatnya sulit melakukan transisi ke level rendah untuk dapat tidur.

sekelumit masalah mengenai tingkat arousal dan kemampuan untuk melakukan self regulation diangkat pertama kali pada aota (american occupational therapist association) newsletter dan symposium sensory integration international di tahun 1992. yang akhirnya diterbitkan buku yang dibuat oleh marry sue williams otr/l dan sherry shellenberger otr/l beserta ot lainnya seperti patti otter, pat wilbarger, eileen richter dan lainnya sebagai kontributor yang berjudul "how does your engine run", the alert program for self regulation.

alert program (ap) adalah metode yang membantu anak memahami serta mengatur tingkat kesadaran (alertness atau arousal) dan meningkatkan kemampuan strategi sensori-motor untuk menghadapi hambatan yang dihadapi saat melakukan aktifitas kesehariannya.

untuk memahami teori alert program secara menyeluruh dikembangkan "eight key concept" yang berisi :
1. definisi dan peranan okupasi terapi pada pelaksanaan ap pada klien
2. sensori integrasi yang merupakan dasar pemikiran dari pengembangan ap
3. teori mengenai arousal dan pengaruhnya pada sang anak
4. tingkatan level arousal dan pengaruhnya pada kerja mesin tubuh
5. respon protektif pada susunan saraf pusat yang berhubungan dengan tingkatan level arousal, sensory defensiveness dan prilaku yang muncul saat sebelum dan sedulah melakukan ap
6. inhibisi yang dilakukan serta hubungannya dengan input proprioseptif saat menerapkan strategi sensori-motor di ap
7. strategi sensori-motor yang dilakukan dan terdapat checklist yang membantu orang tua, guru dan profesi lain dalam memahami kebutuhan sang anak, murid dan kliennya.
8. detective work yang dilakukan untuk mengetahui akar permasalahan yang dihadapi sang anak untuk mempermudah melakukan ap.

"bermain adalah pekerjaan yang dilakukan anak-anak. melalui itu sang anak belajar tentang dirinya dan dunia sekitarnya." (sensory integration international, 1991). melalui hal tersebut, okupasi terapi memberikan aktifitas pada setiap sesi terapi secara relevan. sang anak akan memiliki dorongan dari diri (inner drive) untuk bergerak, bereksplorasi dan belajar melalui pengalaman yang menyenangkan. yang secara logis saat pembelajaran yang paling baik adalah saat individu mendapat pengalaman yang menyenangkan, memuaskan dan aman. sesi terapi diterima anak sebagai sesuatu yang memberikan memotivasi dan dilakukan dengan bermain adalah sangat penting pada pencapaian proses dan tujuan terapuetik.

tujuan a. jean ayres, phd, otr. faota saat meneliti sensori integrasi adalah mengembangkan teori yang menjelaskan hubungan antara prilaku sensor-motor, fungsi saraf dan kemampuan pre akademik (fisher, murray, bundy, 1991). otak harus mampu mengatur semua sensasi agar seseorang dapat bergerak, belajar dan berprilaku secara normal.

sensori integrasi dapat dianalogikan seperti komputer yang untuk menulis suatu surat, informasi diketik melalui keyboard (input) yang kemudian diproses pada komputer yang terhubung dengan printer (output) untuk mencetak hasil ketikan tersebut. jika terjadi masalah pada susunan kata yang terketik, salah satu kemungkinan masalah terjadi saat mengetik susunan kata (input). dan jika tidak, kemungkinan yang lain dapat disebabkan adanya masalah pada internal proses di komputer.


kemampuan untuk mencapai, mempertahankan dan mengubah tingkat arousal (self regulation) adalah bagian dari proses perkembangan yang melibatkan komponen penting pada system saraf pusat (ans, rf dan sistem limbic). yang pada intinya system saraf akan bertanya dan harus mampu menjawab pertanyaan "apa yang harus dilakukan untuk memaksimalkan level arousal dan bagaimana caranya?." pada bayi yang baru lahir komponen tersebut berperan dominan pada kemampuan self regulation.

saat sang bayi semakin tumbuh dan berkembang, kemampuan mengatur level arousal semakin berkembang. ex. saat tidur untuk dapat mengontrol arousal sang bayi memasukan ibu jarinya ke mulut, atau pada usia yang lebih besar saat duduk dikursi belajar sang anak memilinkan rambutnya lalu menggigitnya (terkadang juga terlihat pada orang dewasa) untuk dapat fokus belajar.

tubuh memiliki respon protektif yang terjadi secara otomatis pada input sensori tertentu. saat input diterima otak memberikan sinyal bahwa hal tersebut berbahaya dan perlu dihindari (sensory defensiveness). jika hal tersebut terjadi akan terlihat perubahan yang cukup drastis pada level arousal dan prilaku yang dimunculkan. respon yang timbul disebut flight-fright-fight reaction. pada anak yang merespon flight ia akan menjauh atau berlari menghindarinya, fright reaction dapat menyebabkan anak terdiam tak bisa bergerak bahkan mungkin pipis dicelana, pada fight reaction anak akan berusaha sekuat tenaga untuk menolak seperti memukul dan menendang orang lain atau mungkin dirinya sendiri.

inhibisi atau hambatan dilakukan untuk membantu otak melakukan self regulation terutama pada saat-saat fluktuasi level arousal yang tinggi. input proprioseptif merupakan salah satu input yang direkomendasikan ap saat hal tersebut terjadi. input ini dapat digunakan saat mesin tubuh berjalan sangat cepat ataupun sangat lambat, yang memberikan efek menenangkan atau meningkatkan (calming or alertning). tidak seperti input sensori lainnya (vestibular dan taktil) proprioseptif sangat jarang menyebabkan overload yang mungkin jika overload terjadi akan menambah masalah jika tidak dilakukan dengan sesuai. mencari dan menentukan strategi sensori-motor membantu terapis, guru dan orang tua agar sang anak mampu mencapai dan mempertahankan arousal pada berbagai situasi. mengamati, memahami dan menghargai kebutuhan sensori-motor dari tiap anak merupakan kunci utama. ada aktifitas yang
dapat meningkatkan atau menurunkan tingkatan level arosal atau alertness. dalam hal ini input sensori-motor memegang peranan penting yang dibagi menjadi 5 bagian :

1. memasukan sesuatu ke mulut (input oral motor)
2. bergerak (input vestibular-proprioseptif)
3. sentuhan (input taktil)
4. melihat (input visual)
5. mendengar (input auditory.

amati berapa banyak input yang dibutuhkan, seberapa sering dan berapa lama hal tersebut dilakukan. hal tersebut membantu untuk menentukan strategi sensori-motor pada tiap-tiap individu.

ap memberikan kerangka berpikir yang dapat berguna untuk mengamati dan memahami tujuan prilaku sensori-motor yang dilakukan sang anak. melalui detective work, terapis, guru dan orang tua dapat membantu sang anak menemukan solusi dan strategi yang lebih toleran saat menghadapi situasi dan konsisi yang kritis bagi perkembangan sang anak.

Jumat, 05 Desember 2008

Okupasi Terapi sebagai media terapi anak spesial

Metode pendekatan terapi okupasi memakai acuan baku WFOT (World Federation of Occupational Therapy), meliputi psikososial (perilaku, object relation, cognitif, occupational behavior) dan sensomotorik-multisensoris (neuro development treatment, sensori integrasi, terapi gerak).

Terapi okupasi sendiri itu terapi yang menekankan sensomotorik dan proses neurologi (saraf), dengan mengolah, melengkapi, dan memperlakukan lingkungannya begitu rupa, sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kemampuan anak. Tujuannya membantu tumbuh kembang anak, agar mandiri dalam keseharian, merawat diri, dan menggunakan waktu luang.

Anak-anak dengan gangguan perkembangan, kesulitan akademis, keterampilan keseharian dan kemandirian, termasuk attention deficit/hyperactivity disorder, down syndrome, asperger's syndrome, pervasive developmental disorder, sensory integration dysfunction, cerebral palsy, kesulitan belajar, keterlambatan wicara, gangguan proses pendengaran dan perilaku dapat memanfaatkan terapi ini.

Terapi okupasi harus didukung sarana memadai dan dilakukan oleh terapis berpendidikan khusus. Di Indonesia, "Baru ada dua lembaga pendidikan khusus untuk terapis okupasi. Program D3 Studi Terapi Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di bawah Depdiknas, dan Akademi Occupational Therapy Surakarta di bawah Depkes.